Seri
mengenal model pembelajaran berbasis aktivitas peserta didik
Lulud Prijambodo
Ario Nugroho *)
Pembelajaran
diferensiasi merupakan branding utama perubahan dalam implementasi kurikulum merdeka.
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa dalam pembelajaran berdiferensiasi,
guru harus mampu memberikan layanan pembelajaran secara beragam dalam satu
pembelajaran. Keberagaman proses belajar tersebut merupakan hal yang lumrah,
karena keberadaan peserta didik sebenarnya berawal dari situasi yang beragam
pula. Keberagaman pembelajaran dapat dikembangkan oleh guru pada materi
pelajaran, proses belajar maupun hasil belajar yang akan dialami oleh peserta
didik. Tetapi jujur saja, untuk memulai pembelajaran diferensiasi bukan hal
yang mudah bagi guru. Sebenarnya, kata kunci pembelajaran berdiferensiasi
adalah guru fokus mengembangkan aktivitas belajar peserta didik. Untuk
memulainya, guru dapat menerapkan prosedur pembelajaran yang sudah dimodelkan
pada suatu model pembelajaran.
Model
Pembelajaran inkuiri, merupakan sebuah model yang sudah sangat dikenal oleh
pendidik di seluruh negeri. Selama ini model pembelajaran inkuiri merupakan
pembelajaran berbasis aktivitas yang pertama kali meluncur di Indonesia. Pada
awal masuk ke negeri ini, inkuiri dikenalkan sebagai sebuah model pembelajaran
yang cocok untuk diterapkan pada pembelajaran IPA (ilmu pengetahuan alam).
Kalau di sekolah menengah akan dikenalkan model ini pada pendidik mata
pelajaran fisika, kimia dan biologi.
Pembelajaran
inkuiri merupakan satu model pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk
selalu beraktivitas secara maksimal. Sebagaimana disarikan dari NRC(1996) kata
kunci “aktivitas” disini adalah bagaimana upaya pendidik dalam membangkitkan
jiwa “rasa ingin tahu/ kepo”_ para peserta didik. “Kepo” menjadi hal serius
dalam upaya guru membangkitkan semangat para peserta didik.
Saat ini model
pembelajaran inkuiri, sudah sangat berkembang. Bahkan sudah dapat diterapkan
pada hampir semua mata pelajaran baik dari TK sampai dengan SMA kelas 12.
Kemudian di tiap tingkatan kelas, model pembelajaran inkuiri ini sudah ada
target belajarnya masing masing. hal ini tentu saja berakibat bahwa
pembelajaran inkuiri memiliki banyak cabang. Mengapa model pembelajaran inkuiri
dapat berkembang sedemikan pesatnya? Nah, tentu saja karena model pembelajaran
inkuiri dikawal secara serius. Dalam hal ini National Science teacher
Assosiation (NSTA) atau bahasa sederhananya adalah MGMP IPA di
“Amerika Serikat” lah sampai saat ini masih tekun mengawal penerapan dan
pengembangan pembelajaran inkuiri.
Inovasi proses
pembelajaran harus selalu dilakukan. Mengikuti saran dari Ibnu (2014) dan
sanjaya (2008) pengembang mencoba selalu untuk membuat inovasi-inovasi proses
pembelajaran berbasis pada aktivitas peserta didik. Diharapkan pembaca dapat
menerapkan model pembelajaran inkuiri parsial dengan nyaman, tanpa harus
menunggu sambungan tulisan saat ini sampai pada masa yang belum ditentukan.
Tentunya tulisan disini lebih mengutamakan pada aktivitas belajar peserta didik
dan “blended elearning” sebagai satu model pembelajaran kekinian, dimana sumber
belajar sudah tersedia secara terbuka pada alamat alamat link tertentu. Dan
juga saat ini pembelajaran tatap muka belum dapat diterapkan sepenuhnya,
sehingga pilihan paling mungkin adalah pembelajaran blended dengan memanfaatkan
model pembelajaran elektronik.
Tujuan
Tulisan ini
disusun untuk memberikan panduan bagi pendidik, saat akan menggunakan model
pembelajaran inkuiri pada pembelajaran berbasis aktivitas secara online ataupun
blended.
Pembelajaran
Elektronik Inkuiri
Pembelajaran
inkuiri merupakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan proses belajar
siswa. Model pembelajaran inkuiri mengembangkan keterampilan berfikir secara
kritis dan kreatif sekaligus melatih keterampilan berkolaborasi secara
terbuka bagi peserta didik. Proses pembelajaran dikembangkan supaya peserta
didik terlibat secara aktif pada proses pengamatan, menanya, mencoba, mengolah
data dan menyajikan serta menyimpulkan dan mungkin mencipta suatu pengembangan.
Keterlibatan
peserta didik pada proses pembelajaran secara maksimal merupakan suatu
aktivitas aktif. Diharapkan dengan aktivitas tersebut, dapat memicu interaksi
peserta didik dan meningkatkan keterampilan literasinya. Saat ini, ditengarai
terdapat enam literasi dasar yang ditumbuhkan melalui melalui proses
pembelajaran, yaitu literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains,
literasi finansial, literasi digital, literasi budaya dan kewargaan.
Keterampilan literasi dapat tumbuh dengan cepat, jika peserta didik sering
berinteraksi secara maksimal dengan sumber-sumber belajar yang tersedia secara
digital, kemudian peserta didik dapat memanfaatkan informasinya melalui proses
belajar inkuiri.
Arti kata inkuiri
sendiri sebenarnya beragam. Dalam hal ini, pengembang lebih suka menggunakan
kata “inkuiri” dengan arti “mencari” atau “pencarian”. Sehingga pada
pembelajaran inkuiri, pendidik menyiapkan peserta didik untuk menjadi ahli
dalam melakukan “pencarian” solusi atas suatu masalah yang sedang mereka
hadapi. Para pencari colusi ini, pada saatnya akan menjadi peserta didik yang
“problem solver”. Tentunya untuk menjadi seorang problem solver, peserta didik
juga perlu mengembangkan beberapa kecakapan, diantaranya adalah kecakapan
berpikir kritis, komunikatif, kreatif dan kolaboratif. Nah, proses pembelajaran
inkuiri, jika diterapkan dengan baik, tentunya dapat meningkatkan kecakapan
tersebut.
Supaya target pembelajaran untuk menghasilkan peserta didik yang problem solver, seorang pendidik dalam menerapkan pembelajaran inkuiri, tidak dapat langsung diterapkan begitu saja, melainkan terdapat tahapan-tahapan.
Gambar 1. Struktur model pembelajaran inkuiri secara utuh
Pada gambar 1,
disajikan tahapan proses penerapan model pembelajaran inkuiri secara lengkap.
Pada gambar ditunjukkan bahwa pembelajaran inkuiri terdapat 3 tahapan, yaitu
model pembelajaran discovery, model pembelajaran inkuiri dengan bimbing dan
model pembelajaran inkuiri terbuka. setiap tahapan model pembelajaran, tentunya
memiliki kriteria yang berbeda. Pada tulisan ini, pengembang tidak menjelaskan
secara utuh tentang pembelajaran inkuiri, karena akan membuat tulisan ini
menjadi panjang dan membosankan. Namun demikian, walaupun bukan penjelasan
utuh, pengembang mencoba membuat aktivitas belajar peserta didik secara detil
untuk jenjang SD dan SMP.
Pembelajaran elektronik inkuiri, merupakan satu inovasi tentang proses pembelajaran. pada masa milenial, merupakan sebuah keniscayaan bahwa sebuah proses pembelajaran dapat dilakukan secara daring. Baik itu proses pembelajaran secara daring penuh atau daring blended. Nah untuk kepentingan itulah, maka model pembelajaran inkuiri pengembang modifikasi menjadi suatu model pembelajaran elektronik. Perbedaan antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran elektronik sebenarnya sederhana, yaitu terkait penggunaan hypermedia pembelajaran sebagai sumber belajar utamanya dan pemanfaatan LMS sebagai alat berkomunikasi bagi pendidik dan peserta didik. LMS gratis sudah disediakan oleh pemerintah dalam hal ini melalui kementerian Dikbud dan Ristek Dikti. LMS tersebut adalah rumah belajar dan Akun belajar.id. saat ini, rumah belajar dikelola oleh pusdatin dan akun belajar. id dikelola oleh google.
Sintaks atau
Prosedur Pembelajaran elektronik Inkuiri
Prosedur
pembelajaran elektronik inkuiri, sama dengan prosedur pembelajaran inkuiri
tatap muka. Prosedur pembelajaran inkuiri terdapat enam langkah, yaitu
orientasi masalah, merumuskan masalah, membuat hipotesis, eksplorasi
(mengumpulkan informasi atau data), menguji hipotesis dan membuat kesimpulan.
Keenam langkah pembelajaran inkuiri ini merupakan langkah-langkah yang
dilakukan para ilmuwan saat mereka merasakan ada sesuatu hal “aneh” terkait
dengan keilmuwanan mereka. Ketika mereka merasakan hal yang “aneh” kemudian
mereka mendekati keanehan tersebut dengan menggunakan enam langkah eksperimen
ini sampai kemudian mereka membuat kesimpulan yang dapat menjelaskan ke anehan
tersebut. Keanehan ini, sekarang kita namakan dengan masalah.
Prosedur
pembelajaran elektronik inkuiri, tidak akan dijelaskan secara rinci
pengertian dari tiap langkah pembelajaran. akan tetapi nanti pada bagian
aktivitas, akan diberikan sedikit gambaran aktivitas belajar peserta didik saat
melakukan pembelajaran sesuai dengan tiap langkah yang akan dilaluinya. Karena
memang pada tulisan ini, pengembang lebih memfokuskan pada penulisan aktivitas
belajar peserta didik saat guru atau pendidik menerapkan model pembelajaran
elektronik inkuiri.
Memang model pembelajaran inkuiri merupakan sebuah model pembelajaran eksperimen. Pada model ini peserta didik dituntut untuk mampu berkatifitas semaksimal mungkin, sampai kesimpulan dapat disusun secara sederhana dan akurat oleh peserta didik. enam prosedur pembelajaran inkuiri disajikan sederhana melalui diagram proses pembelajaran pada gambar 2. Gambar 2 dibuat untuk memudahkan bagi pendidik saat mereka akan menerapkan model pembelajaran inkuiri.
Gambar 2.
Prosedur pembelajaran inkuiri
Aktivitas
belajar peserta didik
Memang diakui
oleh pengembang, kelemahan mendasar penggunaan pembelajaran inkuiri cukup
banyak. Diantaranya adalah sulitnya pendidik untuk mengendalikan kegiatan
belajar peserta didik dan keberhasilan peserta didik dalam belajar. Pada
penerapannya model pembelajaran ini menyita waktu cukup banyak. Dan terakhir,
model ini tidak akan cocok untuk diterapkan di kelas, jika pendidik memiliki
target keberhasilan mengajar dengan penguasaan materi pelajaran. Selain itu
terdapat juga ragam kemampuan belajar peserta didik dari berbagai jenjang
kelas. Pada tabel 1, disajikan beda tingkat kemampuan peserta didik untuk
jenjang SD dan SMP saja. Penggunaan kata dalam tabel, supaya ringkas digunakan
kata siswa.
Tabel 1. Beda tingkat kemampuan peserta didik untuk jenjang SD kelas rendah, jenjang SD kelas tinggi dan jenjang SMP
Bagi
Pengembang, kelemahan dan ragam tingkat kemampuan tersebut dijadikan sebagai
bahan acuan untuk menyusun aktivitas belajar peserta didik. dengan menggunakan
desain aktivitas belajar ini, mudah mudahan kelemahan dan ragam kemampuan
peserta didik dapat sedikit diatasi.
Memang pada
beberapa uji coba efektivitas, aktivitas ini belum sepenuh dapat dikatakan
memberi hasil memuaskan. Akan tetapi cukuplah menjadi pijakan bagi kita dalam
menerapkan model pembelajaran inkuiri. Untuk selanjutnya, tentu saja perlu
penyesuaian kembali aktivitas belajar ini dengan kondisi sekolah masing masing.
Aktivitas belajar
pada tulisan ini sepenuhnya menggunakan desain pembelajaran dalam jaringan.
Mengapa? tentu saja untuk mempermudah pendidik dalam menerapkan model
pembelajaran ini sebagai salah satu pilihan pelaksanaan pembelajaran. dan model
ini juga dapat memperkaya perbendahaaraan model pembelajaran elektronik bagi
pendidik.
Walau nanti pada
saat penerapan model pembelajaran blended, pendidik tentu saja dapat
memodifikasi kembali aktivitas belajar ini, disesuaikan dengan moda yang
ditetapkan saat proses pembelajaran terjadi. Pendidik dapat menentukan langkah
mana yang akan digunakan sat tatap muka, dan langkah mana yang akan diterapkan
saat proses pembelajaran daring. Pembelajaran daring pun nanti tentunya akan
pendidik pecah menjadi seperti apa pembelajaran sinkronusnya dan bagaimana
pelaksanaan pembelajaran asinkronus.
Aktivitas belajar
peserta didik, disajikan pada tabel 2. Dapat diamati tabel 2, disitu disusun
aktivitas belajar dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri. Pada tabel 2,
disusun aktiviat belajar bagi peserta didik jenjang SD kelas 1 dan 2, peserta
didik jenjang SD kelas 3 sd kelas 6 dan peserta didik jenjang SMP. Mengapa
kedua jenjang ini saja? Karena menurut pengamatan pengembang secara umum,
adalah: a) pendidik belum yakin bahwa inkuiri dapat diterapkan bagipeserta
didik jenjang kelas 1 dan 2; 2) perbedaan proses inkuiri antara peserta didik
jenjang SD kelas 3 sd 6 sangat tipis jika dibandingkan dengan peserta didik
jenjang SMP, akan tetapi Ketika kita sandingkan dengan tingkat kemampuan
mereka, tampak bahwa proses belajar mereka sangat berbeda.
Aktivitas belajar
ini disusun, tentu saja untuk memberikan sedikit contoh. Pada penerapannya
aktivitas ini dapat sangat berkembang, sesuia dengan kondisi sekolah
masing-masing.
Tabel 2. Aktivitas belajar peserta didik sesuai prosedur pembelajaran inkuiri
Penutup
Demikian guru,
sedikit panduan mengenai penerapan pembelajaran inkuiri jika guru akan
menerapkan model ini pada pembelajaran secara online maupun blended. Memang
pembelajaran berbasis aktivitas bukanlah hal yang mudah untuk kita terapkan. Yang
paling perlu diperhatikan adalah, jangan biarkan peserta didik melamun. Untuk
itu, hendaknya kita selalu mencari cara dan jangan berputus asa. Jika para guru
sudah berputus asa, siapa lagi yang mampu bersabar membelajarkan generasi
penerus kita.
Daftar
Pustaka
Bart, M.
(2014). Blended and flipped: exploring new models for effective teaching 113
and learning. Faculty focus (Special Report). Madison, Wisconsin: Magna
Publications.
Darmawan,
D. (2014). Pengembangan
E-Learning: Teori dan Desain. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ibnu, T, 2014.
Mendesain model pembelajaran inovatif, progressif, dan konstektual : konsep,
landasan, dan implementasinya pada kurikulum 2013. Jakarta: Kencana
Sutrisno, 2008..
Pembelajaran Inkuiri. www.Google.com
Sanjaya Wina.
2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.jakarta:
Kencana Perdana Media Group.
Gulo, Joyce.
2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : grasindo
Tomlinson,
C. A. (2001). How to Differentiate Instruction in Mixed-Ability Classrooms. Upper Saddle River, NJ: Pearson Education.
National
Research Council.1996.National Science Education Standars.
http://www.csun.edu/science/ref/curriculum/reforms/nses/nses-complete.pdf