Agenda rutin apel pegawai di lingkungan Balai Besar Guru Penggerak Provisi Jawa Tengah pada hari Senin (07/11) dilaksanakan secara daring. Apel pagi ini diikuti sebanyak 135 pegawai dan yang bertindak sebagai pembina apel adalah Kapokja Transformasi Digital, Toni Setyawan, S.T., M.Pd. Pada apel kali ini, pembina apel menyampaikan materi presentasi rapat koordinasi Pokja Transformasi Digital dengan Dr. Drs. Rachmadi Widdiharto, M.A., selaku Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar (Dirjen GTK) pada Senin (29/08) lalu. Dalam pembahasan tersebut, Dirjen GTK menyampaikan bagaimana menghadapi tantangan dalam transformasi digital di dunia pendidikan.
Transformasi digital merupakan kekuatan tak terbantahkan yang sudah merevolusi industri dengan menciptakan produk unggulan, merevolusi bentuk layanan, dan membentuk ulang cara kita bekerja sehingga forum ekonomi dunia menyebutnya sebagai Revolusi Industri ke-empat (IR 4.0). Perubahan tersebut mendorong terjadinya Transformasi Digital pada pendidikan kita diantaranya model kepemimpinan dan kebijakan baru; pengajaran dan pembelajaran modern; serta pendidikan yang berfokus pada sentrisitas peserta didik.
Pada model kepemimpinan pendidikan dan kebijakan baru, pemimpin memiliki visi dan menginspirasi perubahan di lingkungannya sehingga terciipta komunitas praktik yang aktif dan membentuk pendidik yang saling termotivasi untuk bertumbuh dan beradaptasi. Pada pengajaran dan pembelajaran modern, bagaimana membawa murid mendapat pengalaman baru, membuat konten multiaset untuk murid, serta penggunaan pendekatan teknologi untuk lebih menginspirasi murid dalam mengembangkan pengetahuannya. Sedangkan dalam pendidikan yang berfokus pada sentrisitas peserta didik artinya guru berperan untuk membantu murid dalam mengidentifikasi dan mengejar tujuan mereka, mampu membantu murid mengembangkan motivasi mereka, serta guru membantu murid beralih dari sekedar menyerap menjadi menerapkan dan berinovasi.
Semua elemen pemangku pendidikan berperan aktif dalam memberikan pengaruh dan dukungan sepenuhnya untuk pendidikan berkualitas yang mencakup partisipasi di seluruh jenjang pendidikan, menghasilkan pembelajaran berkualiats, dan distribusi pendidikan yang merata. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui platform pendidikan berbasis teknologi; kebiajakan, prosedur, dan pendanaan yang efektif dan akuntabel; serta kurikulum dan pemetaan asesmen.
Guru dan siswa akan dibekali dengan berbagai pengetahuan dan kompetensi agar mereka dapat lebih percaya diri mengikuti proses belajar. Platform teknologi memiliki peran penting dalam memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengakses ilmu. Kebebasan dalam kebijakan “Merdeka Belajar” yang mencerminkan kedaulatan dan kemandirian untuk menentukan sendiri cara terbaik dalam proses pembelajaran. Kebijakan Merdeka Belajar dapat dicapai dengan cepat melalui Digitalisasi Pendidikan dalam penerapan teknologi digital ini ada 4 komponen penting yang harus diperhatikan yaitu komunikasi, budaya, proses, dan dukungan.
Ditjen GTK bersama Pusdatin dan REFO memberikan pelatihan pemanfaatan fitur-fitur Google Workspace for Education kepada Guru dan Tenaga Kependidikan Indonesia agar dapat mengadaptasi pembelajaran digital melalui program GMT di 34 Provinsi dengan 482 Kabupaten/Kota. Sampai dengan materi rapat koordinasi disampaikan, GTK telah melatih 30.549 guru dan tenaga kependidikan.
Dari semua program Transformasi DIgital, fasilitasi Platform dan pengembangan konten, internet, infrastruktur dan devices serta digital skill bertujuan untuk membentuk ekosistem baru yaitu Ekosistem Pembelajaran DIgital. Digital talent akan semakin banyak dilahirkan sekolah-sekolah dan ekosistem ini akan menggerakkan semua komunitas baik guru maupun siswa serta melahirkan program-program inovatif lainnya dengan saling bergotong royong dalam bekerja dan belajar dengan cara kolaboratif. Hasil dari ekosistem ini adalah Profil Pelajar Pancasila dan pembelajar sepanjang hayat.
Dalam pertemuan tersebut, Ditjen GTK menutup dengan pernyataan bahwa transformasi digital merupakan sebuah keniscayaan, GTK tidak bisa berjalan sendiri menghadapi tantangan global tanpa kolaborasi dengan pihak lain seperti pemerintah daerah, kominfo, dan lainnya. Dengan adanya strategi yang tepat merupakan keniscayaan untuk menghasilkan hal yang luar biasa.